Kamis, 28 Januari 2016

Quote of The Day

" Semua orang tahu betul bahwa setiap orang memiliki karakter berbeda, tapi yang saling memahami? Ada berapa banyak? "

Kamis, 07 Januari 2016

Sinopsis Novel Pulang Karya Tere Liye

Novel Pulang


 "Aku tahu sekarang, lebih banyak luka dihati bapakku dibanding ditubuhnya. Juga mamakku, lebih banyak tangis dihati Mamak dibanding dimatanya."






Sebuah Novel yang bercerita tentang perjalan pulang, melalui berbagai perjuangan, pertararungan serta pengkhianatan sengit. 
 
Pulang.
Sejauh apapun kaki melangkah, sepanjang apapun jalanan yang terlampaui, maka satu hal yang akan menjadi tujuan terakhir, satu hal yang amat dirindukan, yakni pulang. Karena segala lelah, pedih dan bahkan rasa sakit bisa terpulihkan dengan pulang.
Adalah Bujang, anak Samad dan Midah. Seorang bocah berusia lima belas tahun yang tumbuh di pedalaman Sumatera. Tak bersekolah, namun sang ibu kerap mengajarinya membaca, berhitung, dan belajar agama. Meskipun khusus belajar agama, semua dilakukan dengan sembunyi-sembunyi tanpa sepengatahuan Samad, bapakknya yang telah lama menjauh dari ajaran agama akibat kejadian pedih dimasa lalu.

Suatu hari, Bujang dibawa oleh seseorang yang dipanggil oleh Samad dengan panggilan Tauke Muda untuk kemudian dijadikannya sebagai anak angkat. Tauke Muda adalah pimpinan keluarga Tong, penguasa shadow economy, anak dari Tauke Besar yang setelah Tauke Besar, ayah nya meninggal maka dialah yang kemudian bergelar sebagai Tauke Besar. Saat cinta Samad dan Midah tak direstui keluarga Midah, Samad memutuskan untuk menjadi bagian dari keluarga Tong, menjadi tukang pukul kepercayaan keluarga yang menguasai hampir seluruh wilayah kota provinsi. Dan saat Samad memutuskan untuk berhenti sebagai Tukang pukul dikeluarga tersebut lantaran merasa telah gagal melindungi keluarga Tong saat penyerbuan yang  hanya menyisakan Tauke Besar dan anaknya Tauke Muda, maka Samad pun berjanji akan mengirimkan anak laki-lakinya untuk menggantikannya menjadi bagian dari keluarga Tong. Meski dengan restu Midah yang amat sulit didapat, namun akhirnya Midah mengizinkan.

“Mamak akan mengizinkan kau pergi, Bujang. Meski itu sama saja dengan merobek separuh hati Mamak. Pergilah, anakku, temukan masa depanmu. Sungguh, besok lusa kau akan pulang. Jika tidak ke pangkuan Mamak, kau akan pulang pada hakikat sejati yang ada di dalam dirimu. Pulang.... 

Maka hari itu, ikutlah Bujang ke kota provinsi bersama Tauke Besar setelah malam sebelumnya Bujang telah membuktikan bahwa dia adalah bocah lima belas tahun yang sama sekali tidak memiliki perasaan takut terhadap apapun, termasuk terhadap babi raksasa yang berhasil dia lumpuhkan saat berburu di hutan bersama Tauke Besar dan rombongan. Semenjak saat itu, dia mendapat julukna Si Babi Hutan.

Kini tibalah Bujang disebuah rumah besar nan mewah disertai banyak bangunan dan ratusan orang didalamnya, yang kebanyakan adalah para tukang pukul dan pelayan. Adalah Basyir, yang usianya lebih tua satu tahu dari Bujang yang menjadi teman pertamanya, yang banyak bercerita kepada Bujang tentang keluarga Tong. Ada dua orang kepercayaan Tauke Besar di rumah itu yaitu Kopong si kepala Tukang Pukul dan Mansur si kepala keuangan yang kemudian digantikan oleh Parwez setelah dia meninggal.

Suatu hari Bujang dikenalkan dengan Frans si Amerika yang kemudian menjadi gurunya di sekolah, home schooling tepatnya. Meski Bujang mati-matian membujuk Tauke untuk menjadikannya tukang pukul seperti yang lain, namun Tauke tak pernah mengizinkan. Bujang dipaksa untuk tetap sekolah dan memukuli banyak buku bersama Frans, bukan memukuli orang. Akhirnya Kopong berinisiatif meminta izin kepada Tauke untuk membiarkan Bujang berlatih fisik dengannya. Setelah cukup lama berfikir akhirnya Tauke setuju. Maka sejak saat itu bertambahlah kesibukan Bujang selain belajar dengan Frans si Amerika, yakni latihan berkelahi dengan Kopong, berlatih jurus ninja dengan Guru Bushi dan bahkan berlatih bersama penembak jitu Salonga. Hingga akhirnya dia lulus dari universitas ternama di luar negeri dengan dua gelar master sekaligus. Bujang benar-benar tumbuh menjadi pemuda yang sangat cerdas dan tangguh. Tentu saja harus seperti itu, karena kelak dia akan menjadi penerus Tauke Besar, pemimpin keluarga penguasa shadow economy yang kini telah sukses melebarkan sayapnya di Ibu Kota.

Tauke Besar amat bangga dengan seluruh prestasi dan kemampuan yang dimiliki anak angkatnya itu. Kini si Babi Hutan telah menjadi orang berpengaruh yang kerap menyelesaikan masalah tingkat tinggi yang dihadapi keluarga Tong, termasuk saat keluarga Tong harus bermasalah dengan keluarga Lin, penguasa shadow economy di Makau yang telah mencuri salah satu penemuan tercanggih dibidang kesehatan milik keluarga Tong. Melalui keputusan Master Dragon, pimpinan seluruh penguasa shadow economy akhirnya terjadilah pertemuan antara si Babi Hutan sebagai perwakilan dari keluarga Tong dengan keluarga Lin. Dengan tangan dinginnya, serta dengan bantuan cucu kembar kake Bushi Yuki dan Kiko, serta anak dari Frans si Amerika yaitu White akhirnya si Babi Hutan berhasil melumpuhkan pimpinan keluarga Lin untuk kemudian merebut kembali apa yang seharusnya menjadi milik keluarga Tong.

Penyerbuan demi penyerbuan, serangan demi serangan, telah dihadapi oleh keluarga Tong. Begitu banyak keluarga Tong yang gugur demi mempertahankan harga diri dan kehormatan keluarga. Serangan datang dari berbagai pihak, termasuk dari keluarga sendiri yang selama ini kerap dikhawatirkan. 

Saat usia Tauke Besar semakin senja, saat dia hanya bisa duduk dan berbaring ditempat tidur. Adalah Basyir si Kepala tukang pukul yang menggantikan Kopong setelah kematiannya, yang menjadi salah satu orang kepercayaan dikeluarga Tong akhirnya menusuk dari belakang. Sebuah pengkhianatan besar akibat dendam dimasa lalu yang selama bertahun-tahun disembunyikan. Pertempuran sengitpun pecah, tak bisa dihindari. Terlebih yang melakukannya berasal dari dalam keluarga sendiri. Dengan segenap kemampuannya si Babi Hutan berusaha melawan namun akhirnya terdesak. Beruntung, pertahanan di rumah tauke begitu ketat. Hingga saat terdesak , secara otomatis, hanya dengan sebuah tombol, tempat tidur yang diatasnya terdapat Tauke Besar, Bujang dan Parwez, menghilang menuju lorong yang amat jauh, hingga akhirnya bermuara di sebuah pekarang rumah seseoeang, halaman pesantern milik Tuanku Imam, kakak dari Midah. Namun sayang, akibat serangan itu, nyawa Tauke tak tertolong. Kini si Babi Hutan telah kehilangan semua orang yang dikasihinya, Mamak dan Bapaknya beberapa tahun silam dan kini Tauke. Jika selama ini si Babi Hutan sama sekali tidak memiliki rasa takut, maka kematian tiga orang yang sangat dia cintai dalam hidupnya telah menjadi ketakutan yang amat besar baginya.

Kini hanya Agam, nama asli dari Bujang si Babi Hutan dan Parwezlah yang tersisa. Sementara waktu mereka tinggal disana sembari Bujang menyusun rencana. Meski awalnya Bujang hampir menyerah namun berkat nasehat dari Tuanku Imam, Bujang bangkit kembali. Dan berkat Tuanku Imam juga lah Bujang akhirnya kembali pulang, kembali percaya pada Tuhan. 

"Sungguh, sejauh apapun kehidupan menyesatkan, segelap apapun hitamnya jalan yang kutempuh, Tuhan selalu memanggil kami untuk pulang." 
  
Berkat kepercayaan itulah Bujang memutuskan untuk melawan Basyir. Dia menghubungi White, Yuki, Kiko serta Salonga. Dan pada akhirnya hanya kesetiaanlah yang bisa memanggil mereka kembali.

"Hanya kesetiaan pada prinsiplah yang akan memanggil kesetiaan-kesetiaan terbaik lainnya." 

Akhirnya setelah melalui pertempuran yang amat sengit, akhirnya Bujang bisa merebut kembali kekuasaannya dan berhasil mengalahkan Basyir.
Setelah pertempuran itu, dia pulang ke kampung halaman halaman, dia pulang menemui Bapak dan Mamaknya yang telah terkubur bersama dengan kenangan di pedalaman Sumatera.

"Hidup ini adalah perjalanan panjang dan tidak selalu mulus. Pada hari ke berapa dan pada jam ke berapa, kita tidak pernah tau, rasa sakit apa yang harus kita lalui. Kita tidak tau, kapan hidup akan mebanting kita dalam sekali, membuat terduduk, untuk kemudian memaksa kita mengambil keputusan. Satu - dua keputusan itu membuat bangga, sedangkan sisanya lebih banyak menghasilkan penyesalan..."

Don't Judge the Book by Its Cover

Rasanya semua orang pasti sudah sangat akrab dengan pepatah "Don't Judge the Book by Its Cover". Entah siapa yang pertama kali mencetuskannya, yang pasti kata- kata ajaib itu sangat melegenda dihampir seluruh penduduk di muka bumi ini. Tapi, ada berapa banyak manusia kah yang benar-benar "mengamalkan" kata-kata ajaib tersebut? Aku kira hanya sebagian kecil, dan sisa nya (kadang termasuk aku sendiri) menganggap dirinya tahu "isi" suatu buku sebelum benar-benar membacanya.
Kadang kita terlalu dini menilai sesuatu. Ketika indera kita "menangkap" hal yang buruk menurut standarnya, maka buruk pula lah semua yang ada pada sesuatu itu. Dan yang banyak terjadi adalah, kita kerap menjudge tanpa mau di judge.
Yup, kadang kita terlalu dini menilai. Menganggap baik/ buruk sesuatu hanya berdasarkan penilaian yang sekilas, hanya berdasarkan bagus atau tidak cover nya tanpa berusaha untuk mulai membaca dan memahami nya.
Saat kita bertemu seseorang yang nyaris tidak pernah menyapa kita, maka secara otomatis kita berkeputusan bahwa dia sombong, judes, atau apalah sesuatu yang negatif. Saat kita bertemu orang yang pandai berkata indah maka kita akan segera menyimpulkan bahwa dia adalah orang yang bijak. Pun saat kita bertemu dengan seseorang yang rajin beribadah, maka secara otomatis juga kita berkeputusan bahwa dia adalah orang yang amat sholeh/ sholehah.
Dan hellow...itu hanya cover, bungkus, luaran nya saja. Darimana kita bisa tahu apa yang ada dibalik itu? Bagaimana mungkin kita bisa menjudge begitu saja? Apa kita sepintar itu? Segenius itu? Seberhak itu dalam menarik kesimpulan?
Ahh...rasanya aku juga perlu banyak belajar buat menerapkan kata-kata ajaib nan melegenda itu. Karena sama dengan sebagian besar penghuni bumi ini, aku kerap menilai sesuatu/ seseorang berdasarkan apa yang tergambar saat itu. Sangat sering mengkritik sesuatu tanpa mau menelisiknya lebih dalam. Tapi, saat ada orang lain yang berlaku hal serupa, aku jelas sangat tidak suka. Ckckc,,, dasar manusia.
Yu ahhh...perbaiki diri...hehee,,

Rabu, 06 Januari 2016

Quote Jodoh

Ceritanya lagi ngefans sama Tere Liye, tiap kali baca postingannya di salah satu fans page pasti dalam hati bilang ya..ya..ya..heehe,,
Salah satunya ini nih...

" Telat itu kalau kita ada janji, lantas datang terlambat. Telat jadinya.
Maka, jelas tdk ada itu 'telat menikah'. Lah, memangnya kita janji dgn siapa? Jika belum datang jodohnya terus bersabar. Tdk akan rugi orang2 yg bersabar.

Lagipula, menikah itu bukan lomba cepat2an. Kalau menikah itu harus dianalogikan dengan lomba, maka dia justeru lomba lama2an. Siapa paling lama, awet, langgeng, bahagia dunia akherat itu baru menang."


Nah jadi, kita janji sama siapa? Hehe,,

I'm Back !

Hello everyone, finally we've meet again. By the way, hello world I'm back!!!
Setelah sekian lama meninggalkan dunia tulisan (yang kebanyakan cerita galau) akhirnya tergoda lagi buat corat-coret ga jelas. haha. And by the way, ini adalah tulisan pertamaku semenjak lulus kuliah dan terjun bebas ke dunia pekerjaan. Kenapa terjun bebas? Ya, terjun sebebas-bebasnya, ga sesuai alur yang seharusnya. Haha..
Seorang sarjana Pendidikan Bahasa Inggris yang notabene harusnya cuap-cuap di depan kelas, didepan anak-anak, malah akhirnya harus terjerumus kedalam dunia lain, wuihhh. Yuup, dunia perAccountingan. Duduk pahit depan komputer, mantengin monitor yang bikin mata perih, jemari menari diatas keyboard , lalu kemudian stress out gegara mikirin neraca keuangan yang tak kunjung bertemu Nol. Aduh aduh aduh. Emang benernya ya, jadi anak Accounting itu aneh, kenapa aneh? Iya, soalnya lebih pusing ga ketemu nol dari pada ga ketemu gebetan. hahah..
But however, I really enjoying this. It's a real challenge.Meskipun terkesan 'salah jurusan' banget, tapi aku menikmati.


Omong-omong foto ini diambil pas bulan-bulan pertama mulai kerja, alhasil mejanya masih terlihat amat sangat bersih, rapih dan bersahaja. haha..
And the point is, aku mencintai apapun yang sedang aku jalani saat ini terlepas dari apapun cerita dibaliknya. Why? Karena kalau bukan aku siapa lagi? Betul apa betul?
I Love everything I do, everything I have and You, too. ^-^